Kenapa Anies Baswedan Dicopot dari Jabatan Menteri Pendidikan?
Mengenai hal ini, banyak yang membuat praduga, diantaranya bahwa Presiden Joko Widodo tidak percaya dengan kinerjanya. Namun hal ini ditepis oleh Anies dengan menyampaikan berbagai fakta. Terlebih, setelah tidak menjabat sebagai menteri pendidikan, tokoh kharismatik ini kembali mendapat kepercayaan dalam pemerintahan, yaitu sebagai gubernur DKI.
Berterima Kasih kepada Presiden Joko Widodo
Dalam kesempatan bersama Andy F. Noya di Keliru, Anies Dicopot Jadi Mendikbud Karena Gagalkan Penyimpangan Anggaran Tunjangan Guru #kickandy - YouTube, Anies menyampaikan bahwa reshuffle tersebut sebenarnya terjadi pada 7 menteri. Namun karena tokoh politik ini naik sebagai kandidat presiden, isu tersebut kembali terangkat.
Anies menyampaikan bahwa proses penggantian menteri merupakan hak dan kewenangan presiden dan sampai saat ini dirinya tidak tahu persis dengan alasan penggantian tersebut. Selanjutnya, Anies menyampaikan justru Anies berterima kasih kepada presiden karena mendapat kesempatan untuk memimpin DKI.
Kesempatan tersebut merupakan hal yang sangat menarik karena bisa mendapatkan berbagai pengalaman untuk menyelesaikan masalah yang komplek. Menanggapi tuduhan sebelumnya, bahwa presiden tidak suka dengan kinerjanya, hal tersebut tidak terbukti. Justru selama menjabat sebagai gubernur orang nomor satu di Indonesia tersebut memberikan dukungan penuh.
Bukti yang diutarakan adalah presiden selalu memberi kesempatan untuk melakukan audiensi sehingga bisa berinteraksi dan berdiskusi membahas permasalahan yang dihadapi DKI. Anies Baswedan menyebutkan masalah yang begitu komplek di DKI merupakan tantangan yang harus segera diselesaikan.
Tanpa adanya reshuffle, Anies justru mendapat kesempatan yang lebih menantang dan membutuhkan banyak pemikiran, ide dan kreativitas. Selama menjabat sebagai gubernur ini, Anies bisa membuktikan kinerjanya dengan kemajuan yang dirasakan oleh masyarakat. Secara umum, kesejahteraan masyarakat meningkat selama kepemimpinan Anies.
Menikung Presiden Joko Widodo
Tuduhan yang tidak beralasan berikutnya yang ditujukan kepada Anies Baswedan adalah “menikung” presiden Joko Widodo ketika prosesi penerimaan tongkat Pangeran Diponegoro dari Pemerintah Belanda.
Sebelumnya, ketika penangkapan Pangeran Diponegoro, tongkat milik pahlawan tersebut masih tertinggal di Belanda. Karena merupakan barang yang tidak ternilai harganya, pemerintah Belanda bermaksud mengembalikan ke pemerintah Indonesia.
Agenda semula, tongkat tersebut akan diterima oleh presiden Joko Widodo namun karena secara mendadak harus berangkat ke Philipina, akhirnya diwakilkan kepada Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Sedang menurut filosofi Jawa, tongkat tersebut merupakan lambang kepemimpinan. Artinya Anies telah mengambil simbol kepemimpinan yang seharusnya diterima oleh Presiden Joko Widodo. Hal ini dimaknai bahwa tokoh politik tersebut akan merebut kepemimpinan negara dari Presiden Joko Widodo.
Menanggapi hal tersebut, Anies menjelaskan secara detail bahwa tidak ada scenario atau rencana seperti yang dituduhkan. Semua terjadi secara kebetulan karena perwakilan pemerintah Belanda yang membawa tongkat tidak menginformasikan mengenai jam kedatangan maupun jadwal pesawat.
Karena ada urusan kenegaraan yang juga harus diselesaikan oleh Presiden Joko Widodo, maka untuk penerimaan tersebut diwakilkan kepada Anies Baswedan. Hal ini ternyata banyak dipelintir sehingga seolah Anies yang merencanakan untuk bisa menerima tongkat tersebut secara langsung.
Sebagai tokoh politik, Anies Baswedan paham mengenai hal-hal seperti yang terjadi. Dengan kemampuan dan fakta, salah satu calon presiden ini mampu menepis semua isu yang beredar dan menunjukkan kinerja serta kredibilitasnya.
Sumber referensi artikel:
Posting Komentar