Krisis Iklim, Anies Baswedan Sebut Jakarta sudah Melakukan Penanggulangan

Isu terjadinya krisis iklim yang terjadi di Indonesia dan berdampak luas pada berbagai sektor yang saling berkaitan. Menanggapi hal ini, Anies Baswedan yang merupakan mantan gubernur DKI menyampaikan bahwa semasa kepeminpinannya, Jakarta sudah melakukan berbagai penanggulangan.


Krisis Iklim, Anies Baswedan Sebut Jakarta sudah Melakukan Penanggulangan



Mantan orang nomor satu di Jakarta yang merupakan salah satu kandidat calon presiden di pemilihan umum tahun 2004 mendatang menyampaikan beberapa program yang sudah dilakukannya.  Apa yang dirintisnya tersebut saat ini manfaatnya masih terus dirasakan oleh masyarakat.


Solusi Krisis Iklim Perlu Berkelanjutan


Anies Baswedan menyampaikan bahwa untuk mengatasi masalah krisis iklim tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi harus berkelanjutan. Saat ini dampak krisis iklim dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Masyarakat adat yang tinggal di hutan-hutan alami mengalami perubahan ekosistem dimana tempat tinggalnya digeser oleh pembukaan hutan yang mengatasnamakan pembangunan. Sedangkan masayarakat maritim terus dihantui oleh adanya rob yang menggusur perkampungannya sehingga memaksa mereka berpindah tempat tinggal.

Persoalan masing-masing daerah berkaitan dengan krisis iklim memang tidak sama. Seperti yang dirasakan penduduk DKI dimana mereka selalu dihantui oleh polusi udara dan tingginya emisi gas berbahaya dari asap kendaraan. Belum lagi kemacetan parah yang bukan hanya mengganggu mobilitas dan aktivitas tetapi juga berdampak pada kesehatan psikis.

Rendahnya kualitas udara dan air secara tidak langsung juga berdampak pada kesehatan masyarakat DKI. Belum lagi persoalan sosial yang terus muncul setiap saat. Untuk mengatasi persoalan tersebut, inisiatif yang ada kemudian dilembagakan dalam Pergub atau Peraturan Gubernur nomor 31/2022 yang berisi Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencaan Provinsi DKI Jakarta.

Anies Baswedan atas nama gubernur waktu itu berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaya atau GRK hingga 30% dari sebelumnya di tahun 2030 nanti. Dari rencana ini hasilnya mulai terlihat. Berkat berbagai ikhtiar yang sudah dilakukan, pada tahun 2020 emisi rumah kaca bisa ditekan hingga berkurang 26%.

Menurut Anies, untuk mencapai penurunan tersebut memang bukan hal mudah untuk dicapai. Hilir dari penurunan tersebut berasal dari peningkatan kualitas hidup warga dengan menaikkan kondisi lingkungan menjadi lebih sehat.


Kuatkan Kolaborasi dan Diplomasi


Sampai saat ini sudah banyak yang berbicara mengenai krisis iklim namun hanya berhenti sebagai isu tanpa ada tindakan nyata. Tidak sedikit yang mengesampingkan isu penting ini dengan alasan sedang fokus pada persoalan lain. Sedangkan masalah krisis iklim tidak kalah penting dari persoalan lainnya.

Warga miskin dan di daerah pinggir merupakan pihak yang paling rentan terhadap dampak buruk pesoalan iklim. Sebagai contoh yang terjadi di wilayah Demak, Jawa Tengah. Masalah rob atau naiknya air laut menjadi momok bagi warga setiap hari. Begitu juga bagi penduduk yang tinggal di pulau terluar.

Dampak ekonomi yang mereka hadapi cukup besar karena terancam tidak mempunyai tempat tinggal. Mereka juga dihantui masalah kehilangan pekerjaan dan masalah sosial. Hal ini seharusnya menjadi prioritas bersama karena menyangkut kepentingan banyak orang.

Untuk itu perlu adanya kolaborasi dan diplomasi dari berbagai pihak agar isu berat ini segera mendapat perhatian dan penanganan. Untuk mengatasi masalah iklim, menurut Anies, tidak bisa dilakukan oleh beberapa pihak saja tetapi kolaborasi antar pihak yang saling berkaitan haru segera dilaksanakan.

Anies Baswedan menegaskan bahwa keliru jika ada yang berpikir masalah ini bisa diselesaikan dengan solusi tunggal karena persoalan yang muncul juga saling berkaitan. Lebih lanjut, sosok kharismatik ini menyampaikan bahwa pendekatan yang dilakukan harus bersifat kontekstual.

Mengambil contoh untuk solusi masalah hutan, maka dalam mengambil keputusan harus melibatkan masyarakat adat yang merupakan objek. Mereka perlu diajak duduk bersama, diminta pendapatnya dan dipertimbangkan masukannya. Masyarakat adat harus diberi untuk berwicara dalam konteks mewakili pribadinya.

Selain itu, Anies Baswedan juga meminta agar segala bentuk kriminalisasi yang ditujukan pada masyarakat adat, dihentikan. Seharusnya mereka mendapat perlindungan, bukan dipersekusi, tegas tokoh politik ini. 

Posting Komentar